Mafia pertambangan di Kepulauan Riau
Pertambangan di
Kepulauan Riau, sepertinya sudah sering terjadi di wilayah ini. banyak isu –
isu publik yang mengatakan proses pertambangan di wilayah Kepulauan Riau akan
di tiadakan lagi, karena ini akan mengakibatkan dampak yang sangat patal. Dimana
dengan semakin di kruk – dan di gali tanah – tanah ini, tanah akan semakin
tidak sehat lagi akibatnya masyarakat sekitar akan mendapatkan musibah. Musibah
ini akan tampak ketika hujan lebat lingkungan sekitar pasti akan banjir.
Meski kelihatannya, selama ini kita lihat proses
pertambangan tersebut jauh dari pemukiman warga, namun apakah akan selama nya
lingkungan ini tetap seperti ini, seiring berjalannya waktu perubahan suatu
iklim dan lingkungan setempat akan senantiasa berubah.
Dimana penduduknya mulai gelisah dengan keadaan
seperti ini tidak dapat dipungkiri ini diakibatkan oknum – oknum yang tidak
ambil peduli akan lingkungan setempat. Kalau kita berbicara mengenai oknum,
banyak yang berperan disini hanya karena di beri imbalan Rupiah yang tidak
setimpal dengan hancurnya lingkungan pertambangan tadi. Para oknum – oknum pelaku
penambang liar tersebut hanya memandang sebelah mata akan peran lingkungan
tersebut. Asal dapat menguntungkan kocek pribadi, semua akan dilibas habis
sampai inti – inti tanahnya di gali.
Heran nya pemerintah memperhatikan aksi ini. belum
ada hal sedikitpun yang membuat masyarakat itu yakin terhadap masalah
pertambangan di Kepulauan Riau ini. Apakah ada persekongkolan diantara mereka
dengan pemerintah ?
Boleh lah kita melihat beberapa penguatan yang
menegaskan bahwa oknum pertambangan akan di awasi dengan baik oleh beberapa
instansi pemerintahan, akan di tindak ketika kelihatan ada penambang –
penambang liar yang melakukan pertambangan liar di daerah setempat. Tapi apa
sampai saat ini masih ada penambang – penambang yang semakin meraja lela.
Banyak LMS – LMS dan pemuka masyarakat yang sudah
berkoar – koar mengingatkan dengan lewat sindiran Media apalah lagi kita lihat
beberapa waktu kemarin ada sekumpulan Mahasiswa yang tergabung di PMII Provinsi
Kepri. Dalam demo mereka ( selasa 7 februari 2012 ) sumber : metroTVnews.com . mengatakan ada dua PT. Yang selama ini menjadi
mafia pertambangan, dan berhasil mengirim hasil Tambang ke luar wilayah. Ini jika
semakin di biarkan akan terus – menerus daerah ini ter kikis habis secara berlahan
– lahan dan musibah akan terjadi di sudut – sudut daerah Kepri ini.
Sangat di sayangkan kita banyak membentuk instansi
pemerintah yang berperan dalam bidang Industri serta Energi mengapa tidak ligat
dalam menangani masalah yang tak kunjung usai ini ? kemana kebijakan –
kebijakan mereka ?
Kami senantiasa melihat beberapa tempat seperti di Dompak,
senggarang, bahkan di tempat seperti Natuna, Dabo, Bahkan di Tanjungpinang
sendiri sebagai Ibu Kota nya Provinsi sudah kelihatan ada galian Boksit, lihat
saja di Senggarang. Padahal kita tahu disana adalah pusatnya pemekaran kota,
Memang masyarakat mau jika diberi tempat tinggal yang sudah ada galian boksit ?
ke mana hati nurani Pemerintah ?
Kalau lah hal seperti ini tidak dicari solusi nya
kemana lagi jalan keluarnya ? mari lah bersama – sama kita antisipasi jika
tidak mampu dalam menangani masalah ini, bicarakan di media “jangan biarkan Bumi ini semakin dirampas
oleh hati – hati yang Kotor”. Yang memanfaatkan hasil ini hanya dengan
memberikan uang – uang untuk pekerja atau masyarakat yang merasa dirugikan di
sekitar itu.
Uang – uang itu tidak sepadan dengan hilangnya
sebagian bumi ini, berapa banyak kita dirugikan milyaran bahkan triliunan
Rupiah, tidak hanya itu daerah ini akan terasa lembab yang lama kelamaan akan
mengakibat kan banjir besar – besaran berapa tahun mendatang.
Mungkin apakah kita tidak punya mata ketika melihat
negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia bahkan lebih megah dari negara
yang konon punya wilayah yang berapa kali lipat jika dibandingkan dengan dua
negara tersebut. Mungkin apakah kita tidak punya hati ketika melihat air mata
yang jatuh diakibatkan lingkungan mereka tercemar oleh debu – Debu sisa
Pertambangan tersebut. Yang mengakibatkan anak – anak mereka terserang penyakit
yang membahayakan ? kemana kah hati nurani para pembesar – pembesar di daerah
ini. ketika hal ini terjadi kita hanya
mungkin kita hanya bisa saling menyalahkan, tonjok – tonjokkan, saling hancur –
menghancurkan.
Saya kira sudah terlambat masa nya, masa nanti bukan
lah untuk pergaduhan, masa nanti bukan lah masa untuk menyalahkan, akan tetapi
sekaranglah masanya kita menjaga mebentuk pola pikir yang cemerlang, bertindak
yang sewajarnya, cepat mengambil keputusan. Jika tidak kita akan seperti se
ekor Elang yang memangsa mangsanya sendiri demi memuaskan hati dan kantong
makanan nya. (10/02.12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar