Sabtu, 11 Februari 2012

antara mafia Pertambangan vs kebijakan Pemerintah

Mafia pertambangan di Kepulauan Riau

Description: C:\Documents and Settings\User\My Documents\Foto0203.jpgPertambangan di Kepulauan Riau, sepertinya sudah sering terjadi di wilayah ini. banyak isu – isu publik yang mengatakan proses pertambangan di wilayah Kepulauan Riau akan di tiadakan lagi, karena ini akan mengakibatkan dampak yang sangat patal. Dimana dengan semakin di kruk – dan di gali tanah – tanah ini, tanah akan semakin tidak sehat lagi akibatnya masyarakat sekitar akan mendapatkan musibah. Musibah ini akan tampak ketika hujan lebat lingkungan sekitar pasti akan banjir.

Meski kelihatannya, selama ini kita lihat proses pertambangan tersebut jauh dari pemukiman warga, namun apakah akan selama nya lingkungan ini tetap seperti ini, seiring berjalannya waktu perubahan suatu iklim dan lingkungan setempat akan senantiasa berubah.

Dimana penduduknya mulai gelisah dengan keadaan seperti ini tidak dapat dipungkiri ini diakibatkan oknum – oknum yang tidak ambil peduli akan lingkungan setempat. Kalau kita berbicara mengenai oknum, banyak yang berperan disini hanya karena di beri imbalan Rupiah yang tidak setimpal dengan hancurnya lingkungan pertambangan tadi. Para oknum – oknum pelaku penambang liar tersebut hanya memandang sebelah mata akan peran lingkungan tersebut. Asal dapat menguntungkan kocek pribadi, semua akan dilibas habis sampai inti – inti tanahnya di gali.

Heran nya pemerintah memperhatikan aksi ini. belum ada hal sedikitpun yang membuat masyarakat itu yakin terhadap masalah pertambangan di Kepulauan Riau ini. Apakah ada persekongkolan diantara mereka dengan pemerintah ?

Boleh lah kita melihat beberapa penguatan yang menegaskan bahwa oknum pertambangan akan di awasi dengan baik oleh beberapa instansi pemerintahan, akan di tindak ketika kelihatan ada penambang – penambang liar yang melakukan pertambangan liar di daerah setempat. Tapi apa sampai saat ini masih ada penambang – penambang yang semakin meraja lela.
Banyak LMS – LMS dan pemuka masyarakat yang sudah berkoar – koar mengingatkan dengan lewat sindiran Media apalah lagi kita lihat beberapa waktu kemarin ada sekumpulan Mahasiswa yang tergabung di PMII Provinsi Kepri. Dalam demo mereka ( selasa 7 februari 2012 ) sumber : metroTVnews.com . mengatakan ada dua PT. Yang selama ini menjadi mafia pertambangan, dan berhasil mengirim hasil Tambang ke luar wilayah. Ini jika semakin di biarkan akan terus – menerus daerah ini ter kikis habis secara berlahan – lahan dan musibah akan terjadi di sudut – sudut daerah Kepri ini.  

Sangat di sayangkan kita banyak membentuk instansi pemerintah yang berperan dalam bidang Industri serta Energi mengapa tidak ligat dalam menangani masalah yang tak kunjung usai ini ? kemana kebijakan – kebijakan mereka ?

Kami senantiasa melihat beberapa tempat seperti di Dompak, senggarang, bahkan di tempat seperti Natuna, Dabo, Bahkan di Tanjungpinang sendiri sebagai Ibu Kota nya Provinsi sudah kelihatan ada galian Boksit, lihat saja di Senggarang. Padahal kita tahu disana adalah pusatnya pemekaran kota, Memang masyarakat mau jika diberi tempat tinggal yang sudah ada galian boksit ? ke mana hati nurani Pemerintah ?

Kalau lah hal seperti ini tidak dicari solusi nya kemana lagi jalan keluarnya ? mari lah bersama – sama kita antisipasi jika tidak mampu dalam menangani masalah ini, bicarakan di media “jangan biarkan Bumi ini semakin dirampas oleh hati – hati yang Kotor”. Yang memanfaatkan hasil ini hanya dengan memberikan uang – uang untuk pekerja atau masyarakat yang merasa dirugikan di sekitar itu.

Uang – uang itu tidak sepadan dengan hilangnya sebagian bumi ini, berapa banyak kita dirugikan milyaran bahkan triliunan Rupiah, tidak hanya itu daerah ini akan terasa lembab yang lama kelamaan akan mengakibat kan banjir besar – besaran berapa tahun mendatang.

Mungkin apakah kita tidak punya mata ketika melihat negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia bahkan lebih megah dari negara yang konon punya wilayah yang berapa kali lipat jika dibandingkan dengan dua negara tersebut. Mungkin apakah kita tidak punya hati ketika melihat air mata yang jatuh diakibatkan lingkungan mereka tercemar oleh debu – Debu sisa Pertambangan tersebut. Yang mengakibatkan anak – anak mereka terserang penyakit yang membahayakan ? kemana kah hati nurani para pembesar – pembesar di daerah ini.  ketika hal ini terjadi kita hanya mungkin kita hanya bisa saling menyalahkan, tonjok – tonjokkan, saling hancur – menghancurkan.

Saya kira sudah terlambat masa nya, masa nanti bukan lah untuk pergaduhan, masa nanti bukan lah masa untuk menyalahkan, akan tetapi sekaranglah masanya kita menjaga mebentuk pola pikir yang cemerlang, bertindak yang sewajarnya, cepat mengambil keputusan. Jika tidak kita akan seperti se ekor Elang yang memangsa mangsanya sendiri demi memuaskan hati dan kantong makanan nya. (10/02.12)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar