Mafia Pariwisata di lahan bintan
Berlahan – lahan, tanah kelahiran ku akan terkikis dengan tangan – tangan mereka yang terkutuk. Tak seorangpun yang mengerti apa yang dapat dirasakan ketika teman – teman kecil ku tak lagi dapat bermain dengan bebas.
Mereka sedikt demi sedikit, menguasai indahnya panorama alam yang berdiri menunjang tinggi di hamparan laut ku. Apa paman ku tak merasakan mereka hanya penjajah – penjajah kecil yang menggrogoti di setiap tempat yang sama – sama kita cintai ini.
Alangkah tersiksanya, kalau mereka telah mengambil alih tempat ini, dan melarang teman – teman ku untuk bermain. Setiap sudut ruangan telah dikuasai
Disini dilarang melintas, ...! disana dilarang melintas ,..!
Hanya untuk para komunitas penting, dan memberi mereka banyak uang.
Sebenarnya apa yang diinginkan para pembantu – pembantu penjajah ini, apa mungkin hanya untuk mencari ketenaran sesaat, atau mungkin telah di suap dengan uang – uang Dolar yang sama sekali mereka tidak mengerti apa maksud uang dolar tersebut.
Sayangnya, kaum yang lemah cepat terpedaya, dan tidak pernah berpikir luas kedepan,.. hanya mengutip dari keuntungan – keuntungan sesaat, sehingga nanti nasib kita akan tercampakkan Bak seperti sampah – sampah kotor yang ada di trotoar jalan.
Mau kita seperti sampah yang tidak ada manfaatnya lagi. ? saya rasa dan kalau saya banyangkan, hal ini akan terjadi. Ketika kita tidak lagi mementingkan aset daerah yang kita miliki.
Dulu kita pelihara dengan baik, dulu kita jaga dengan baik, dulu kita sayang dengan hati yang senang, apakah harus ini akan berubah? Pasca, semua harta kita telah menjadi milik penjajah – penjajah kecil dan berhati kotor.
Tak ku sangka, engkau datang ku sambut dengan hati yang suci, dengan keramahan yang menjadi adat budaya kami. Setelah kau melirik – dan merasakan banyak yang dapat menguntungkan untuk dompet kosong mu dulu,.. kini, sedikit demi sedikit ... tanah ini, keindahan alam ini, keramahan ini, kau gerogoti hingga kami semua menjadi budak – budak yang tiada berharga lagi.
Memang tidak semua orang yang lemah mendapatkan tempat yang nyaman di bumi ini. Tetapi apakah mungkin, semua itu akan selalu kau manfaatkan untuk kebutuhan pribadimu.
Mungkin tiga tahun lagi sebagian besar daerah kami sudah menjadi milik mu semata, mungkin tiga tahun pula kau akan membawa prajurit – prajurit kecil mu untuk memilih lahan dimana mereka suka. Mungkin kami hanya bisa melihat dari sebelah mata, dan tak dapat melakukkan apa – apa.
“ bisa jadi kami akan diam, yaa,.. karena kami tidak dapat berkata apa – apa lagi, daerah ini sudah kau kuasai, dengan adanya document –document yang dapat membuktikan nya dengan kuat ”. kami memang tidak bisa berkata – kata karena kami merasa saat ini memang manusia yang lemah. Lemah dalam segala bidang, yang kami kuat kan hanya keuntungan – keuntungan sesaat. Dengan jumlah mata uang dolar yang menurut kami dapat buat makan setahun dan membangun rumah yang bertingkat – tingkat, yang dengan lahan hanya berapa bidang saja. Tanpa disiapkan untuk lahan bermain.
Rasa nya amarah bercampur geram ketika membayangkan hal ini terjadi !. marah bercampur gondok, ketika aku yang dirasakan seperti itu.
Aku yakin sebagian besar dan berlahan – lahan, aset bumi tercinta kita akan sedikit demi sedikit akan semakin di kuasai para Penjajah kecil tadi. Entah kapan saat yang ditentukan mereka sehingga sebagian besar lahan dan pulai ini, akan mereka kuasai.
Saudari ku, yang aku hormati tangisan dan di dukung rasa sakit hati. Ketika aku menulis artikel ini seiring jari – jemari ku, yang mengutak – atik tombol keybord laptop ku, serta buah pemikiran yang semakin mengalir, yang tak dapat ditahan amarah ini. Daku hanya berpesan mari kita bersama – sama bangkit dari keterpurukan, peduli akan lingkungan yang ada, hilangkan rasa egoisme.
Kita memiliki beribu – ribu macam aset daerah yang terdiri banyak pulau, tumbuh – tumbuhan yang hijau menjulang tinggi, binatang ternak, serta keberagaman budaya yang tidak dimiliki didaerah lain. Jangan sampai keberagaman yang cukup besar ini. Dapat di rampas dengan mudah oleh tangan – tangan mereka dan para prajurit – prajurit yang berhati kotor. Semoga prajurit itu, akan di beri balak yang besar oleh Tuhan yang maha Kuasa.
Dalam mengatisifasi hal ini, kita tidak perlu berkoar – koar harus demo – anarkis seperti yang terjadi di tempat lain. Kita perlu mencari siapa yang menjadi pemeran utama dalam hal ini.
suhardi_didi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar